Kota Gorontalo (kemenag.go.id) - Salah satu guru MA. Muhammadiyah Safely Indri Astuti mengikuti Pelatihan Kurikulum Merdeka Belajar Berbasis Komunitas (IKM-BK) bertempat di Aula MTsN 1 Kota Gorontalo.
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Balai Diklat Keagamaan (BDK) Manado selama 6 hari mulai tanggal 22 – 27 Mei 2023 dengan jumlah 30 peserta dari 5 komunitas madrasah-sasaran (kepala madrasah, guru, pengawas, dosen LPTK, dan kantor Kemenag).
Kasmawati selaku widyaiswara menjelaskan bahwa, Pelatihan IKM-BK dirancang dalam 3 (tiga) tahapan. Tahap pertama, on the job training (OJT), yakni tahap awal dimana calon peserta wajib mengikuti seluruh materi yang dirancang melalui daring (online based training) melalui platform Massive Open Online Course (MOOC) PINTAR.
Pada tahap ini semua peserta pelatihan wajib ikut MOOC, peserta yang dinyatakan lulus dan terpilih pada tahap pertama akan lanjut ke tahap kedua. Tahap kedua, yakni in service training (IST) dilaksanakan selama 6 hari. Saat ini 30 peserta yang ada di MTsN Gorontalo ini adalah peserta yang lulus dan terpilih pada tahap 1 dan peserta pada tahap IST diwajibkan mengikuti pelatihan secara tatap muka, luring (offline).
Peserta yang terdiri dari kepala madrasah, guru, pengawas, dosen sebagai pendamping, dan juga dari unsur Kankemenag adalah mereka yang memiliki otoritas untuk merancang bagaimana KM akan diimplementasikan. Bagaimana tiap komponen, sesuai tusi dan kewenangan, berkontribusi untuk implementasi KM. Dengan kata lain, tahap kedua ini peserta didorong merencanakan sendiri IKM di madrasah (project based training, user based training).
Tahap berikutnya yaitu tahap ketiga adalah tahap implementasikan KM di madrasah-sasaran selama 6 bulan. Selama masa implementasi ini penyelenggara akan melakukan pemantauan, pendampingan, bimbingan teknis, konsultasi, pengayaan, benchmarking, dan seterusnya. Setelah 6 bulan, penyelenggara pelatihan akan mengadakan evaluasi apakah madrasah-sasaran dianggap memenuhi syarat atau tidak. Pendampingan akan terus dilakukan secara simultan baik oleh pendamping dari unsur dosen-LPTK, pengawas, atau dari penyelenggara pelatihan (Pusdiklat/BDK), ujarnya.
Safely selaku peserta pelatihan mengucapkan terima kasih kepada widyaiswara/narasumber yang telah membagi ilmunya dan dengan kesabaran membimbing peserta diklat selama 6 hari.
"PR penting bagi kami adalah perlu adanya kolaborasi, sinergitas dan tim kerja solid antar komponen khususnya dalam suatu komunitas madrasah sasaran IKM-BK," ucap Safely.
Selanjutnya, Sitti Khasriani selaku Kepala Madrasah berharap ilmu yang diperoleh selama Diklat bisa diimplementasikan di madrasah masing-masing untuk menjadi madrasah lebih maju khususnya dalam implementasi Kurikulum merdeka yang tahun ini mau tidak mau sudah harus diberlakukan di madrasah termasuk madrasah swasta, tandasnya.